Ketika bayi mulai menunjukkan tanda-tanda kemandiriannya, seperti misalnya, meraih kaki dan memasukkannya ke dalam mulut untuk mengenali dirinya, atau mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik yang diperdengarkan, saat itulah bayi perlu distimulasi dengan tepat.
Stimulasi tepat antara lain dengan merangsang bayi untuk semakin sering tertawa atau membuat suara dengan mulutnya dengan cara menciptakan gerakan dan mimik konyol pada wajah Anda. Selain itu, ada mainan-mainan tertentu yang juga dapat menstimulasi perkembangan kemandirian bayi.
Mainan bergerak yang dapat diraih, seperti bola plastik dan mobil-mobilan.
Saat koordinasi mata dan tangan bayi membaik, Anda mungkin memperhatikan ada kemampuan barunya yaitu menjangkau dan meraih atau bahkan membungkuk menuju mainan yang jatuh. Mainan yang berbunyi ketika diraih, akan mendorong pengembangan keterampilannya tersebut sambil melatih keseimbangan tubuhnya.
Mainan yang membantu mengembangkan pengenalan diri, seperti boneka yang dilengkapi dengan cermin menggantung.
Ia dapat mengenal Anda secara visual sekarang, dan kemampuannya untuk mengenali orang lain di sekitarnya pun akan meningkat.
Mainan dengan cermin tidak hanya menghibur bayi, namun juga membantunya mengenali diri sendiri dan orang lain. Akibatnya, ia suka tersenyum pada bayi lain, terutama pada bayangannya di cermin.
Mainan bersuara dan dapat digenggam, seperti boneka yang mengeluarkan bunyi saat ditekan tombolnya dan rattle. Dengan mainan ini, bayi mempelajari hubungan sebab akibat. Jika mainan ditarik atau digoyang, akan berbunyi. Pandangannya akan terpaku pada bunyi musik atau goyangan serta suara gemerincing dari rattle. Bayi Anda akan menoleh mencari arah sumber suara. Cara ini efektif untuk meningkatkan logika berpikirnya di usia ini.
Mainan aktivitas, seperti mainan telepon. Bayi akan memegang-megang mainan ini tanpa tahu cara memainkannya. Namun ia mulai mengamati gerak-gerik Anda menekan tombol-tombol di telepon. Sesekali ia tertarik meniru gerakan Anda. Bayi sebenarnya masih belum bisa menekan tombol hingga bisa membuat telepon berbunyi. Kekuatan tangannya masih terbatas, belum lagi koordinasi motorik halusnya belum bisa diandalkan. Ia baru menguasai memindah barang dari tangan kanan ke tangan kiri dan sebaliknya. Hukum sebab akibat juga ia pelajari karena setiap tombol bisa bersuara dan menyala.
No comments:
Post a Comment